Majapahit terletak di lembah sungai Brantas di sebelah Tenggara kota Mojoketo, di daerah Tarik, sebuah daerah kecil di persimpangan Kali Mas dan Kali Porong. Konon pada akhir tahun 1292 tempat tersebut masih berupa hutan belantara, penuh dengan pohon-pohon maja seperti kebanyakan tempat-tempat lainnya di lembah sungai Brantas. Berkat kedatangan orang-orang Madura yang sengaja dikirim oleh Adipati Wiraraja dari Sumenep, hutan itu berhasil ditebangi dan dijadikan ladang yang segera dihuni oleh orang-orang Madura dan pengikut-pengikut setia Sanggramawijaya, serta dinamakan Majapahit. Pada permulaan tahun 1293, ketika tentara Tartar di bawah pimpinan Shih-pi, Kau Hsing dan Ike Mese datang ke tempat tersebut, kepala desa Majapahit pada waktu itu bernama Tuhan Pijaya (Groeneveldt, W.P, Notes on the Malay Archipelagi and Malacca, compiled from Chinese source. VBG XXXIX, 1880. Cetakan ulang : Historical Notes on Indonesia and Malaya, Bhatara, Jakarta, 1960, hal. 30), yakni Nararya Sanggramawijaya.
Dengan penumpasan Nambi pada tahun 1316 daerah Lumajang bergabung lagi dengan Majapahit seperti tercatat pada piagam Lamongan (piagam Lamongan tidak bertarikh, menguraikan ke-swatantraan daerah Blambangan sebagai hadiah kepada masyarakat Blambangan ; disiarkan oleh Dr. Purbatjaraka dalam T.B.G. LXXVI, 1936, hal. 388-389). Sejak tahun 1331 wilayah Majapahit diperluas berkat penundukan Sadeng, di tepi sungai Bedadung dan Keta di pantai Utara dekat Panarukan seperti diberitakan dalam Negarakertagama pupuh XLVIII/2, XLIX/3 dan dalam Pararaton. Pada waktu itu wilayah kerajaan Majapahit meliputi seluruh Jawa Timur dan pulau Madura.
Selanjutnya silahkan baca bagian kedua.
0 komentar:
Posting Komentar
Jika anda tertarik dengan artikel ini, mohon tinggalkan komentar anda, jangan lakukan spam ....